Kamis, 23 Februari 2012

Makalah Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan,misalnya : – hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara – terjadinya erosi nilai-nilai budaya, – menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme – hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong – kehilangan kepercayaan diri – gaya hidup kebarat-baratan.

C. RUMUSAN MASALAH
Adanya globalisasi menimbulkan berbagai masalah terhadap eksistensi kebudayaan daerah, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya massa.

D. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu : 1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah 2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk menjunjung tinggi kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa.

BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN RUMUSAN HIPOTESIS


A. BATASAN ISTILAH
Dalam pembuatan makalah ini menggunakan istilah-istilah yang sudah dimengerti oleh masyarakat banyak, adapun tujuan dari penggunaan istilah-istilah tersebut yaitu untuk memudahkan pembaca dalam membaca makalah ini.

B. SUDUT PANDANG PENDEKATAN
Sudut pandang yang kami gunakan dalam pembuatan mekalah ini yaitu sudut pandang secara sosiologis dan psikologis yaitu pengaruh globalisasi pada masyarakat umum dan sikap para pemuda dalam menyikapi pengaruh budaya asing.

C. KERANGKA BERPIKIR
Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan pola paragraf dari umum ke khusus, dengan alasan agar pembaca merasa bingung dalam membaca karena dalam membaca dimulai dari hal-hal yang ringan dulu baru meningkat ke hal-hal yang lebih kompleks.

D. RUMUSAN HIPOTESIS
Adanya globalisasi yang memiliki dampak positif maupun negative, maka perlu adanya tindak lanjut dalam menyikapi globalisasi tersebut. Adapun tindakan-tindakan yang dapat dilakukan yaitu : 1. Menambah porsi pengetahuan tentang kebudayaan bangsa di sekolah-sekolah baik mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi 2. Menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative. 3. Mengadakan berbagai pertunjukan kubudayaan 4. Membatasi acara-acara yang dapat memunculkan rasa cinta terhadap budaya asing.

BAB III
PEMBAHASAN


A. GLOBALISASI DAN BUDAYA
Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita namun hal ini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran. Tetapi, menurut Simon Kimoni, dalam proses ini, negara-negara harus memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak dieliminasi oleh budaya asing. Dalam rangka ini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan informasi ilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalaman mereka. Terkait dengan seni dan budaya, Seorang penulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o menyebutkan bahwa perilaku dunia Barat, khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkan bom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalam upaya mencari indentitas budaya nasionalnya. Penulis Kenya ini meyakini bahwa budaya asing yang berkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakan melalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentuk yang lebih luas dengan nama globalisasi.

B. GLOBALISASI DALAM KEBUDAYAAN TRADISIONAL DI INDONESIA
Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di negara-negara maju perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti.. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam masyarakat.

C. PERUBAHAN BUDAYA DALAM GLOBALISASI ; KESENIAN YANG BERTAHAN DAN YANG TERSISIHKAN
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.

D. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA BANGSA
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion . Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta `menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.

E. TINDAKAN YANG MENDORONG TIMBULNYA GLOBALISASI KEBUDAYAAN DAN CARA MENGANTISIPASI ADANYA GLOBALISASI KEBUDAYAAN
Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik. Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.

BAB IV
PENUTUP


A. KESIMPULAN
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah?. Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.

B. SARAN – SARAN
Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu : 1. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa 2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya 3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya 4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative. 5. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997. 2. Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997. 3. Fuad Hassan. “Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia”. Dalam http://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.htm, didownload 7/15/04. 4. Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. 5. Adeney, Bernard T. 1995. Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta: Kanisius. Al-Hadar Smith, “Syariah dan Tradisi Syi’ah Ternate”, dalam http://alhuda.or.id/rub_budaya.htm , didown load 7/15/04. 6. http://www.google=pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah.com/

Senin, 05 Desember 2011

Globalisasi




Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Pengertian

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
  • Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
  • Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
  • Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
  • Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
  • Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

 

Ciri globalisasi

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia
  • Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
  • Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
  • Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
  • Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

Teori globalisasi

Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
  • Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
·         Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
·         Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
  • Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
  • Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
Sejarah globalisasi
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Berkas:Mcdonalds oslo 2.jpg Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi.
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antar bangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar negara pun mulai kabur.

Reaksi masyarakat

Gerakan pro-globalisasi

Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara yang dituju. Para pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.
Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF, mereka berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang kemudian menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk konsumsi barang impor, sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut mereka -- mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.

Gerakan antiglobalisasi


Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.
Namun, orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global, Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilah lainnya. [sunting] Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
  • Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai atau pun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja
  • Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio atau pun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
  • Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
  • Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
  • Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia. [sunting] Kebaikan globalisasi ekonomi
  • Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
  • Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
  • Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
  • Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
  • Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut. [sunting] Keburukan globalisasi ekonomi
  • Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
  • Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
  • Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
  • Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk. [sunting] Globalisasi kebudayaan Sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global
Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan. [sunting] Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
  • Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  • Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
  • Berkembangnya turisme dan pariwisata.
  • Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
  • Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
  • Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.

Globalisasi perekonomian

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
  • Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.
Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja
  • Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.
  • Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.
  • Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.
  • Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia.

Kebaikan globalisasi ekonomi

  • Produksi global dapat ditingkatkan
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
  • Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
  • Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.
  • Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
  • Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.

Keburukan globalisasi ekonomi

·         Menghambat pertumbuhan sektor industri
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.
  • Memperburuk neraca pembayaran
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
  • Sektor keuangan semakin tidak stabil
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
  • Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

Globalisasi kebudayaan

Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan

  • Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  • Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
  • Berkembangnya turisme dan pariwisata.
  • Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
  • Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
  • Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
  • Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
  • Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa

Dampak globalisasi

Dampak positif globalisasi antara lain:
  • Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
  • Mudah melakukan komunikasi
  • Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
  • Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
  • Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
  • Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif globalisasi antara lain:
  • Informasi yang tidak tersaring
  • Perilaku konsumtif
  • Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
  • Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
  • Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
 sumber : wikipedia

KETELADANAN RASULULLAH S.A.W DALAM MEMBINA UMAT DI MADINAH


  1. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH S.A.W PERIODE MADINAH

Selama 13 tahun nabi muhammad s.a.w melakukan dakwah di mekkah, karena mendapatkan tekanan serta penganiayaan kemudian rasulullah s.a.w dan para sahabatnya melakukan hijrah ke yatsrib (madinah).

Setelah berada di madinah rasulullah s.a.w melakukan langkah-langkah strategis antara lain sebagai berikut :
1.    Penataan persatuan umat islam
2.    penataan bidang politik dan pemerintah
3.    penataan persatuan warga bangsa madinah
4.    penanaman kebebasan sikap (toleransi) dalam beragama
5.    pembangunan dan pembinaan di bidang ekonomi dan perdagangan.

Setelah rasulullah tiba di madinah di sambut para sahabat, baik dari golongan ansor yang merindukan seorang pemimpin yang jujur dan adil, maupun dari golongan muhajirin yang terlebih dahulu hijrah ke tempat itu atas izin rasulullah s.a.w sendiri.

Rasulullah s.a.w menata persatuan umat islam  dengan mempersaudarakan dan mempersatukan setiap orang dari golongan muhajirin menjadi saudaranya setiap orang dari golongan ansor. Seperti abu bakar sidiq dari kaum muhajirin di persaudarakan dengan khadijah bin zuhair dari kaum ansor, ja’far bin abi talib di persaudarakan dengan mu’adz bin jabal, umar bin khatab dengan itban bin malik al khazraj dan abdurrahman bin auf dengan sa’ad bin ar-robbi.

Terjalinnya persatuan dan persauadaraan yang kuat di kalangan muslimin, rasulullah s.a.w mengambil langkah-langkah berikutnya, seperti penataan bidang pemerintahan dan perekonomian masyarakat. Umat islam di anjurkan agar bekerja keras dan mencari nafkah. Kaum ansor penduduk asli madinah peduli dan perhatian terhadap kaum muhajirin. Terlihat ketika kaum ansor menyediakan keperluan hidup kaum muhajirin. Seperti :
1.      tempat tinggal / rumah untuk berteduh
2.      keperluan sandang & pangan sehari-hari
3.      lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah
4.      mencarikan & meminjamkan modal usaha bagi para wiraswasta
5.      membagi tanah & ladang untuk keperluan membangun rumah / bercocok tanam
6.      memberikan pelatihan cara-cara bercocok tanam
7.      membantu menyediakan bahan, baik untuk keperluan membangun rumah maupun pertanian & peternakan
8.      memberikan & mencarikan jodoh bagi yang belum berkeluarga

Terjadinya sikap persaudaraan & kesatuan umat islam dapat memudahkan terjadinya transaksi ekonomi antara satu dengan yang lainnya. 2 kelompok tersebut memiliki skill ekonomi berbeda. Kaum muhajirin mekkah mempunyai keahlian di bidang perdagangan & peternakan, sedangkan kaum ansor madinah mempunyai keahlian di bidang pertanian& perkebunan. Sehingga rasulullah memadukan 2 potensi ekonmi tersebut untuk membangkitkan ekonomi kaum muslimin pada waktu itu.
   
            Tingkat persaudaraan dan persatuan umat islam antara golongan muhajirin dan ansor telah terjalin sangat erat. Hati mereka terpaut menjadi satu oleh kaidah & keimanan yang tak dapat di pisahkan oleh suatu apapun. Saling “mencintai”, tolong- menolong & bantu- membantu dengan tulus & ikhlas.

Yang Artinya : Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung

Rasulullah s.a.w menganjurkan kaum muslimin tidak menjadi beban bagi yang lainnya. Kaum muhajirin yang terlalu lama menggantungkan pemberian kaum ansor. Mereka mengambil sikap dengan lapangan pekerjaan yang dipilihnya. Misal abdurrahman bin auf, usman bin affan & suhaib bin sinan memilih menjadi saudagar di pasar, abu bakar sidiq, umar bin kathab & sa’ad bin abi waqas memilih menjadi petani dan mu’adz bin jabal sebagai warga asli madinah mengajari mereka cara bercocok tanam. Rasulullah s.a.w memilih menjadi petani dengan membeli kebun milik para sahabat ansor.

            Ekonomi umat islam mulai bangkit dari berbagai sektor baik perdagangan, pertanian & jasa. Melihat perkembangan islam yang pesat di madinah, menimbulkan kaum kafir mekkah selalu melancarkan provokasi & hasutan, berusaha menghancurkan agama islam dan nabi membawanya  muhammad s.a.w.
            Sejarah perjuangan rasulullah s.a.w & para sahabat di madinah tercatat beberapa kali peperangan besar antara kaum muslimin dengan kaum kafir quraisy, kaum yahudi madinah di antaranya adalah :
a)      perang badar ( 17 ramadhan 2h / 3 januari 623M )
b)      perang uhud ( pertengahan sya’ban 3h / januari 625 M )
c)      perang kandhaq ( syawal 5h / maret 627 M )
d)      perang sawiq
e)      perang bani quraidzah

1. PERANG BADAR
            Perang badar terjadi pada tanggal 17 ramadhan tahun ke-2 hijriyah / 3 januari 623 M. Bertempat di perigi bernama badar antara mekkah dan madinah. Oleh sebab itu, peprangan tersebut di beri nama badar. Ketika kafilah perdagangan kaum kafir quraisy yang di pimpin abu sofyan bin harb melintasi ujung batas negeri madinah, rasulullah s.a.w menyiapkan pasukan islam sebanyak 313 orang untuk mencegatnya. Bendera perang di serahkan kepada mushab bin umair. Abu sufyan meminta bantuan abu jahal di mekkah dan di kirimlah kekuatan 1000 orang. Setelah pasukan kafir quraisy telah menuju desa badar maka pasukan islam menyongsongnya dan berkemah di dekat sumber air di desa badar.

Sebelum perang massal terjadi, terlebih dahulu pasukan kafir Quraisy menantang perang tanding satu lawan satu. Dengan semangat jiha yang tinggi, pasukan Islam segera meminta izin kepada Posulullah SAW agar untuk menjawabnya tantangan pasukan kafir. Rosulullah mengizinkan dan mengutus tiga orang perwiranya yang gagah perkasa, pemberani dan sangat kuat imannya, yaitu Hamzah bin Abdul Mutalib, Ali bin Abi Talib dan Ubaid dan Haritsah. Sedangkan dari pihak kafir Quraisy mengutus perwiranya, yaitu Utba bin Rabia, Syaiba saudaranya Utba dan Walid Bin Utba (anaknya).

Perang tanding pun dimulai, hanya dalam hitungan detik Hamzah bin abdul mutalib dapat menebas leher Syaiba hingga tewas. Begitu juga Ali bin Abi Talib juga dapat membunuh Walid bin Utba dengan sekejab, sedangkan Ubaid bin haritsah tampak saling melukai, namun menyaksikan saudaranya terdesak, Hamzah bin Abdul Mutalib segera menebaskan pedangnya ke leher Utba hingga tewas.

Menyaksikan perwiranya pilihannya terbunuh, Abu Sufyan segera menyerukan komandonya untuk menyerang kaum muslimin. Sedangkan dipihak muslim, Rosulullah SAW masih tampak khawatir melihat pasukan musuh yang begitu besar jumlahnya. Namun Allah SWT tidak akan membiarkan utusannya dalam kecemasan, maka segeralah diturunkan wahyu untuk meyakinkan hati Nabi Muhammad SAW yaitu firman Allah SWT :
Artinya : wahai Nabi (Muhammad), korbankanlah semangat para mukimin utnuk berperang. Jika ada 20 orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan 200 oarang musuh. Dan jika ada 200 orang (yang sabar) diantaramu, niscaya mereka dapat mengalahkan 1000 orang kafir, karena orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. “(QS. Al-Anfal : 65)”


Setelah mendapat wahyu tersebut, Nabi Muhammad SAW segeramengobarkan semangat jihad kepada pasukan Islam yang telah siaga menerima perintah dari beliau. Tidak ada sedikit pun perasaan takut dan bimbang dalam pasukan muslim, sebaliknya jiwa mereka dipenuhi dengan semangat jihad membela agama Allah dan Rosul-nya. Nabi segera memberikan komando perang dengan mengucapkan kalimat “Ahad, Ahad, Ahad.”

Mendengar komando Rouslullah SAW pasuka Islam segera berhamburan kemedan perang dengan gagah perkasa. Puluhan musuh terbubuh dengan sabetan pedang Hamzah bi Abdul Mutalib (Paman Nabi), puluhan lainnya tewas di tangan Ali bin Abi Talib , pemuda muslim yang gagah dan pemberani, ahli strategi perang tanding. Sa’ad bin Abi Waqas sahabat senior, ahli pembidik panah m,endengar seruan Nabi ; “Bidikan anak panahmu hai Sa’ad, ibu Bapakmu menjadi jaminan bagimu.” Sa’ad teringat do’a Nabi kepadanya pada saat baru masuk Islam. “ Ya Allah, Tepatkanlah bidikan panahnya, dan kabulkanlah do’anya.” Maka menggelerolah semangat juang Sa’ad seketika, hampir tidak ada anak panah yang dilepasnya tanpa menewaskan musuh yang menjadi sasarannya.

            Nabi sendiri tidak hanya mengomando di belakang, beliau maju kedepan sambil menaburkan debu ke arah musuh, seraya berkata:”Hitamlah wajahmu”, kemudian memberi komando,”serbu...! pasukan islam terus berjuang dengan penuh semangat untuk membela dan mempertahankan agam islam. Rasulullah SAW juga terus menyemangati pasukannya dengan berulang-ulang membacakan ayat al-qur’an berikut:
Artinya: “...kelak akan aku berikan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah atas leher mereka dan pukullah tiap-tiap ujung jari mereka.” (QS. Al-Anfal:12)
           
Mendengar seruan rasulullah SAW itu, para sahabat berjuang dengan gigih dan pemberani, sehingga kemenangan dapat di raih dan korban dari pihak muslim dapat di tekan. P[asukan kafir yang sudah terdesak berlari kocar-kacir meninggalkan segala perbekalan yang dibawanya. M,ereka menderita kekalahan yang cukup parah, dan jumlah korbannya yang terbunuh cukup banyak, yakni 70 orang tewas termasuk Abu jahal dan 70 orang lainnya tertawan oleh pasukan islam, belum lagi korban luka yang jumlahnya ratusan. Sedangkan dari pihak muslim, 15 orang gugur sebagai syahid dan beberapa orang luka.
           
 Kemenangan perang badar itu, sebagai bukti keteguhan dan kekuatan iman kaum muslimindalam memperjuangkan agama Allah SWT yang pada gilirannya dapat mengharumkan nama umat islam dan kebesaran agama islam.

2. PERANG UHUD
            Perang uhud terjadi pada pertengahan bulan sya’ban tahun 3 hijriyah/bulan januari 625 M bertempat di kaki bukit uhud yang terletak di sebelah utara kota madinah.
           
Kekalahan perang badar, membuat pasukan kafir quraisy dendam kesumat. Mereka menyiapkan 3000 orang pasukan. Abbas bin abdul muthalib (paman nabi) yang waktu itu belum masuk islam khawatir akan keselamtan keponakannya (nabi muhammad SAW), kemudian mengutus kurir memberitahukan kepada nabi bahwa umat islam akan diserang.

            Nabi muhammad SAW bermusyawarah dengan para sahabat dan memutuskan untuk menghadapi pasukan kafir quraisy di luar kota madinah. Kaum muslimin dengan kekuatan 1000 orang di berangkatkan menuju bukit uhud. Namun sekitar 300 orang membelot menolak perang karena hasutan oleh seorang munafik abdullah bin ubay, sehingga tinggal 700 orang yang maju perang. Rasulullah SAW mengatur strategi dan taktik, dimana 50 orang ahli panah yang di pilih oleh abdullah ibu jarir di tempatkan di atas bukit dan berpesan agarb tidak meninggalkan bukit dalam kedaaan apapun sampai ada komando berikutnya. Pasukan berkuda di tempatkan di bawah bukit dengan siaga penuh.

            Seperti biasa, perang di mulai dengan duel satu lawan satu. Pihak musuh menampilkan empat bersaudara, yaitu talhah bin abi talhah, usman bin abi talhah, as’ad bin abi talhah, dan musami bin abi talhah. Sedangkan dari pihak muslimin hanya menampilkan dua perwira perkasa, yaitu ali bin abi talib dan hamzah bin abdul muthalib. Namun keempat musuh dari pihak kafir itu dapat di tumpas dengan mudah. Talhah dan as’ad terbunuh oleh hamzah, sedangkan usman dan musami tewas di tangan ali.

            Perang massal pun segera berkobar, pasukan muslim berjuang dengan gagah berani, banyak musuh yang terkapar oleh pedang kaum muslimin. Bahkan hanya dalam hitungan jam, pasukan muslimin merasa telah mendapat kemenangan dan mereka ingin segeramendapatkan harta rampasan yang ditinggalkan musuh, sehingga merreka lupa akan pesan rasulullah SAW agar tidak meninggalkan posko sebelum ada komando. Pasukan pemanah berhamburan turun kebawah turut mengumpulkan harta rampasan, sedangkan pada saat yang bersamaan, pasukan pemanah kafir yang di pimpin oleh khalid bin walid segera mengisi tempat yang ditinggalkan pasukan muslimin.

            Maka dalam waktu sekejap, pasukan kafir yang telah berada di posisi strategis dapat menghancurkan kaum muslimin yang sedang berebut harta ghanimah. Pasukan islam terjepit dan banyak syuhada yang berguguran.

            Di tengah hiruk pikuk peperangan, terdengar suara bahwa rasulullah SAW terbunuh yang dikumandangkan oleh pihak musuh, dengan maksud melemahkan mental pasukan islam. Rasulullah SAW sendiri memang sedang turut berkecamuk di kancah peperangan, beliau terdesak oleh musuh sehingga terjerembab ke dalam lubang. Nmaun pasukan islam yang bertugas melindungi keselamatan jiwa nabi seperti ali bin abi tholib. Abu dujanah, saad bin abi waqash dan umu umarah (pahlawan wanita yang setia membela nabi) segera sigap menolong beliau. Rasul pun dapat terselamatkan dan segera diserukan kepada kaum muslimin bahwa rasulullah SAW masih hidup.

            Perang terus berlangsung datanglah ubay bin khalaf sambil menghunus pedang hendak mencoba membunuh rasulullah SAW namun beliau segera sigap mengambil tindakan mempertahankan diri dengan menghujamkan pedangnya ke tubuh ubay bin khalaf hingga tewas. Itulah kali pertama dan terakhir musuh tewas di tengah beliau. Akibat perang yang tak terkendalikan, rasulullah SAW mendapat luka yang cukup parah di kening dan anggota tubuh lainnya, gigi gerahamnya patah dan banyak mengeluarkan darah.

             Peperangan di menangkan oleh pasukan kafir quraisy, kaum muslimin mangalami kekalahan yang cukup parah. Lebih dari 70 orang gugur sebagai syuhada dan puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan. Sedangkan pasukan kafir segera menarik diri dan beranjak menuju kampung halaman mereka di mekkah.

             Setelah peperangan mereda, kaum muslimin segera mengumpulkan jenazah para syuhada, satu persatu merreka di kenali identitasnya, kemudian di baringkan secara rapi dan berjejer. Rasulullah SAW segera memeriksa jenazah para sahabatnya yang gugur sebagai syuhada tersebut. Satu persatu di kenali wajahnya dan semuanya dalam kondisi mengenasakan, mereka dianiaya setelah tak berdaya, bahkan ada yang di rusak anggota tubuhnya setelah mereka mati. Hal itu terbukti dari pemeriksaan rasulullah SAW, ternyata ada jenazah kaum muslimin yang telah hilang telinganya, ada yang ususnya terburai, matanya di cukil dengan ujung pedang dan kekejian –kekejian lainnya.

            Lebih parah lagi ketika beliau menyaksikan jenazah pamannya, hamzah bin abi mutholib jenazah paman tercinta rasul itu sangat mengenasakan, usunya terburai jantung dan limpanya hilang di makan oleh hindun binti jahsyin istri abu sufyan, telinganya hancur, dan matanya dicungki pedang. Rasulullah SAW menangis meneteskan air mata, seraya bersabda:”seumur hidupku belum pernah bersedih dan semarah ini. Demi sekiranya nanti Allah memberi kemenangan kepaada kita, mereka akan kuperlakukan menurut cara yang belum pernah di perbuat oleh bangsa arab”.

            Kesedihan rasulullah SAW terhadap meninggalnya hamzah bin abdul muthalib adalah wajar,mengingat betapa besar keimanan dan kesetiaan hamzah membela agam Allah dan melindungi beliau. Semasa hidupnya, hamzah di kenal sebagai seorang yang gagah dan pemberani dalam membela kebenaran, sehingga rasulullah amat terkesan atas jasa baiknya. Kini orang yang di berinya julukan : singa Allah dan rasul-Nya, singa padang pasir, pembela kaumnya dan pedang agamanya itu telah tiada dan gugur dan sebagai syahid.

            Bagi rasulullah SAW hamzah adalah orang yang paling di hormatidan di cintainya. Sehingga kepergiannya ke alam baka sangat memukau jiwa beliau, jika tidak ada keimanan yang mendalam di lubuk hatinya, niscaya beliau tidak terima paman kesayangannya itu di bunuh secara sadis dan tidak berperikemanusiaan. Dalam hati beliau ingin rasanya membalaskan dendam terhadap orang-orang kafir biadab itu. Namun Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang terhadap hamba-Nya, segeralah turun wahyu surat An-Nahl: 126-127 berikut:
Artinya: “Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang di timpakan kepadamu. Tapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang terbaik bagi orangyang sabar. Dan sabarlah (muhammad) dan kesabaranmu itu semata –mata dengan pertolongan allah, dan janganlah engkau bersedih hati terhadap kekafiran mereka dan jangan pula bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka  rencanakan.” (QS. An-Nahl: 126-127)

            Setelah menerima wahyu tersebut, semangat rasulullah SAW kembali bangkit dan keesokan harinya segera menyiapkan satu pasuakan yang langsung di bawah komando beliau. Rasulullah SAW dan kaum muslimin segera bangkit mengejar pasukan kafir yang di perkirakan masih ada di tengah perjalanan. Memang demikian adanya. Pasukan kafir mendapat laporan bahwa pasukan islam di bawah komando muhammad tengah mengadakan pengejaran. Abu sufyan merasa was-was dan ketakutan. Menhadapi pasukan muhammad takut kalah, langsung pulang ke mekkah takut di perolok dan di lecehkan kaumnya. Akhirnya abu sufyan sebagai pemimpin kafir membuat siasat tipu muslihat. Pasukan islam di suruhnya menunggu di suatu tempat karena akan di serang oleh pasukan kafir, maka berhentilah pasukan muslimin menunggu serangan, sedangkan pasukan kafir tetpa meneruskan perjalanan pulang ke mekkah. Dengan demikian berakhirlah perang uhud dengan kemenangan pihak kafir.

3.PERANG KHANDAK
            Perang khandak terjadi pada bulan syawal tahun ke-5 hijriyah/maret 627 M bertempat di sebelah utara kota madinah. Sebab rasa dendam kaum yahudi dari suku bani nadzir yang terusir oleh pasukan islam dari madinah tidak pernah padam, mereka berusaha menghasut kafir quraisy mekkah agar mau bersekutu dengan mereka untuk memerangi umat islam di madinah.

            Abu sufyan menyiapkan pasukan sebanyak 10.000 orang, yang merupakan gabungan beberapa suku, antara lain suku quraisy dan para sekutunya. Karena pasukan gabungan antara suku-suku yang memusuhi islam, maka perang khandak juga di sebut dengan perang ahzab.

            Sanak family rasulullah SAW yang masih tinggal di mekkah segera melaporkan kesiapan pasukan kafir tersebut kepada beliau, maka musyawarah pun di gelar dengan para sahabat muhajirin dan ansar. Masing-masing sahabat mengajukan usul yang brilian tentang teknik dan strategi perang kali ini, namun banyak di setujui forum adalah pendapatnya salman al farisi, yaitu dengan cara bertahan di dalam kota, namun hendaknya di dalam kota di pagari dengan parit-parit yang lebar dan dalam. Oleh sebab itu perang ini di namai perang khandak.

            Selesai musyawarah, rasulullah segera memimpin penggalian, beliau yang pertama kali menggali dan memecahkan batu untuk di angkat ke permukaan. Para sahabat segera mengikuti jejak beliau dengan penuh semangat. Kaum muslimin pada waktu itu sedang di timpa kesukaran di bidang ekonomi akibat perang yang berkepanjangan, para petani belum sempat bertani, para pedagang tidak sempat berjualan, para peternak juga kehabisan modal untuk membeli ternak baru, sebab ternak mereka habis di gunakan untuk keperluan jihad. Namun rasulullah SAW adalah seorang pemimpin yang luar biasa, beliau tahu kalau umatnya kelaparan dan kekurangan pangan, maka setiap seruan tidak hanya perintah tapi juga turut mengerjakan perbuatan tersebut. Begitu pula dalam pembuatan parit di perbatasan kota madinah.
            Akhirnya tidak lebih dari satu minggu, terbujurlah parit dari arah barat ke timur di kawasa kota madinah, sedangkan arah lain terdapat perkampungan penduduk dan kebun-kebun kurma, sehingga  kota madinah seolah-olah telah di bentengi. Pasukan islam telah di siagakan di kawasan barat dan timur kota madinah. Zaid bin haritsah membawa bendera muhajirin dan sa’ad bin ubadah membawa bendera ansar.

            Pasukan kafir telah sampai di lereng bukit uhud, mereka mengira bahwa pasukan islam akan menghadang mereka di tempat itu lagi, sebagaimana pada waktu perang uhud. Namun setelah lama dan bosan menunggu, akhirnya mereka bergerak menuju madinah.

            Sesampainya di gerbang kota madinah, mereka tercengang dengan taktik perang yang dilakukan kaum muslimin. Kota madinah telah di kelilingi oleh parit yang dalam dan lebar, lebar parit sepanjang empat meter dan dalamnya enam meter, sehingga menyulitkan mereka memasuki kota madinah. Untuk menunggu serangan dari pasukan islam, mereka mendirikan kemah di sekitar parit.

            Beberapa perwira kafir quraisy mencoba menerobos parit, namun ali bin abi tolib dengan sigap membantai mereka hingga tewas sebagian lari menyelamatkan diri. Perang tidak terjadi secara masal, melainkan hanya sekedar saling melempar panah dan tombak.

            Pasa saat-saat mencekam dan genting seperti itu, kaum yahudi dari bani quraidzah sengaja mengambil kesempatan dengan melanggar perjanjian, mereka bersekutu dengan kafir quraisy untuk membasmi kaum muslimin. Untung salah seorang tokoh Yahudi bernama Nu’aim bin Mas’ud telah masuk Islam secara sembunyi-sembunyi, sehingga tidak diketahui oleh kaumnya. Nu’aim segra menghada Rosulullah mengizinkannya dan ia pun segera melaksanakn tugasnya itu.

            Mula-mula Nu’aim bin Mas’ud menghadap kepala suku Bani Quraidzah dengan segala taktiknya, kemudian menghadap pembesar kafir Quraisy dan menyampaikan pendapat kepala suku Bani Quraidzah. Maka dengan bangga Abu Sufyan segera merencanakan penyerangan kota Madinah secara serentak pada hari sabtu, namun Bani Quraidzah menolak dengan alasan hari sabtu bagi mereka adalah hari terlarang utnk perang. Abu Sufyan mengancam akan menyerang balik Bani Quraidzah jika tidak mau bersekutu, namun kepala suku Bani Quraidzah tetap pada pendiriannya. Penyerangan atas kota Madinah pada waktu itu sangat dingin dan tidak bersahabat. Selama menunggu di sebrang parit, banyak  pasukan nkafir yang mati dan terkena penyakit malaria, sampai tiba “Waktunya Allah menurunkan Azab bagi mereka”.

            Angin berhembus kencang berupa angin puting beliung yang cukup besar, sehingga memporak porandakan perkemahan mereka, suasana terasa mencekam dan mengerikan, sampai akhirnya Abu Sufyan memutuskan untuk kembali pulang ke Mekah utnuk menyelamatkan diri sambil berkata “ini kutukan Muhammad”.

            Dengan pulang kampungnya pasukan kafir Quraisy, berarti perang Khandak telah selesai. Nabi dan para sahabat merasa dapat mengahdang musuh tanpa harus berpwerang, kesuksesan perang Khandak dilukiskan dalam Al-Quran sebagai berikut :
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadamu, ketika bala tentara yang tidak pernah terlihat olehmu”. (Q.S Al Ahzab:9)
4. PERANG BANI QURAIDZAH
            Seperti tak pernah mengenal lelah, nabi dan para sahabat segera mengambil langkah-langkah penting untuk menegakkan agama Allah. Musuh yang jauh telah diruntuhkan, sedangkan musuh yang dekat lebih gawat dan berbahaya. Maka setelah perang Khandak usai, Nabi dan para sahabat segera melakukan perhitungan terhadap kaum Yahudi Bani Quraidzah yang melanggar perjanjian dengan kaum Muslimin.

            Nabi dan pasukan Muslim segera berangkat menuju perkampungan Bani Quraidzah, untuk mengepung kampung Yahudi tersebut sebagai balasan atas pelanggaran yang dilaksanakannya. Ali bin Abi talib diperintahkan untuk berangkat lebih dulu melakukan pengintaian. Sesampainya di kampung, Ali melihat tokoh penghasut dan penghianat yahudi bernama Huyal bin Akhtab sedang berbincang dengan tokoh lainnya. Merasa diperhatikan oleh Ali, mereka mengeraskan suaranyayang intinya menjelek-jelekan Nabi Muhammad SAW. Ali merasa geram dan datang ke kampung tersebut. Maka kampung Yahudi Quraidzah dikepung . selam bebrapa hari mereka tidak bisa kontak dengan masyarakat luar, dan suasana kehidupan mereka menjadi gawat. Akhirnya mereka melakukan negoisasi dengan pasukan Islam. Berbagai usulkan mereka ditolak Nabi, kecuali usulan yang terakhir, yaitu mengangkat hakim dari suku Aus yang dipilih oleh mereka sendiri.

Maka disetujuilah Sa’ad Mu’adz seorang pemuka Aus yang dulu pernah diutus oleh nabi agar dinasehati kaum Yahudi Bani Quraidzah untuk tidak melanggar perjanjian dan mereka menolak dan mereka bahkan menjelek-jelkan Nabi dengan perkataan yang kotor dan nista. Kini Sa’ad itu pulalah yang mereka tunjuk sebagai pengambil keputusan terhadap mereka.
Mula-mula sa’ad meminta semua pihak dapat mentaati keputusannya, semua pasukan menyetujui dan menyatakan siap. Sa’ad mulai mengambil langkah-langkah, yaitu :
Pertama : semua pasukan Yahudi berkumpul ditengah kedua pasukan yang berhadapan dan meletakkan senjata. Pasukan Yahudi pun segera mentaati putusan Sa’ad, mereka berbondong-bondong menuju tengah lapangan dab meletakkan senjatanya. Setelah semua senjata terkumpul, Sa’ad mengeluarkan putusan berikutnya.
Kedua : semua pasukan laki-laki dewasa dihukum bunuh sedangkan perempuan dan anak-anak menjadi tawanan.
Meskipun keputusan Sa’ad terasa pahit oleh kaum Yahudi, namun mereka menyadari betapa besar kesalahan yang telah mereka lakukan terhadap Nabi dan Umat Islam. Sehingga mereka rela menjalani hukuman tanpa perlawanan.

Sedangkan Rosulullah SAW sendiri merasa bangga dengan keputusan Sa’ad, seraya beliau berkata “ Demi yang menguasai diriku, Allah dan orang-orang yang beriman menerima keputusan itu pula aku perintahkan”.

Demikian sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam rangka menegakkan Agama Islam, kebenaran, keadilan dan keimanan. Mereka tidak merasa gentar menghadapi musuh sekuat apapun, karena didalam hati mereka terdapat keimanan dan keyakinan yang kuat terhadap Allah SWT. Demi tegaknya Agama Islam, mereka rela berkorban pikiran, tenaga, harta benda bahkan jiwa dan raga.

B. PROFIL DAKWAH ROSULULLAH SAW PADA PERIODE MADINAH.
Setelah hijrah ke Madinah, Rosulullah SAW segera mengubah arah dan strategi dakwahnya. Sebab profil masyarakat Madinah dan sekitarnya berbeda dengan masyarakat Mekah yang dihadapi sebelumnya. Perubahan arah dan strategi dakwah beliau tersebut, menjadi profil tersendiri bagi perjalanan dakwahnya di Madinah.

Selam lebih kurang 10 th, Rosulullah SAW berdakwah di Madinah dan berjalan dengan sukses, sehingga Agam Islam dapat kita terima seperti sekarang ini. Kesuksesan beliau itu dapat kiat kenali dari profil dakwah yang dibawakannya selama di Madinah, yaitu antara lain :
  1. menjadikan setiap kaum muslim bersaudara sesama muslim, tanp[a membedakan asal suku, bangsa, bahasa, budaya maupun lainnya. Seperti hal nya yang dilakukan beliau terhadap kaum Muhajirin dan kaum Ansar.
  2. bersikap tegas terhadap musuh dan berkasih sayang kepada sesamanya.
  3. bersikap toleran terhadap kaum Kafir yang tidak mengganggu dan mengancam keselamatn kaum muslimin, seperti halnya yang dilakukan beliau terhadap pemeluk agama Yahudi di Madinah.
  4. menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untuk keutuhan bangsa dan negara.Hal itu dilakukan beliau dengan membuat piagam Madinah yang isinya adalah peraturan perundang-undangan ketertiban warga Madinah.
  5. bersikap adil dan bijaksana klepada semua orang, baik kawan maupun lawan, sehingga pribadinya disegani dan dihormati oleh semua orang.

C.SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW PERIODE MADINAH.
Di atas di kemukakan bahwa setibanya di Madinah, Rosulullah SAW segera mengambil langkah-langkah strategis untuk melakukan dakwah Islam di wilayah itu. Langkah-langkah strategis beliau ntara lain :
  1. membenahi persatuan umat Islam
  2. membenahi bidang politik dan pemerintahan
  3. membenahi persatuan bangsa Madinah
  4. membenahi sosial ekonomi umat Islam

Langkah-langkah itu menghantarkan dakwah Islam menjadi sukses, sehingga agama Islam sampai kepada kita, meskipun melalui proses waktu yang sangat lama. Kegigihan dan kejeniusan Roulullah SAW dan para sahabtnya sangat mendukung bagi9 keberhasilan dakwah Islam pada waktu itu. Betapa mereka harus berjuang secara total dengan segala harta dan jiwa raga, namun mereka tetap tabah dan tidak pernah menyerah. Sampai akhirnya agama Islam mendapat tempat di kalangan masyarakat luas, bahkan dapat melintasi berbagai benua.

Strategi dakwah Rosulullah SAW di Madinah mengacu pada satu fokus, yaitu menyebarluaskan syi’ar agama Islam ke berbagai penjuru dunia. Maka dakwah diarahkan kepada perluasan wilayah untuk penyebaran gama Islam. Sesungguhnya, kaum muslimin pada waktu itu, bukanlah prajurit perang, melainkan para mubaligh dan da’i yang di periuntah Allah dan Rosul-Nya untuk menyebarkan agama Islam di muka Bumi. Hanya saja, tidak sedikit diantara manusia yang menentang dan melawan seruan dakwah mereka. Sehingga mereka harus mempertahankan diri dan sekaligus memberikan pelajaran atas kesombongan dan kedzaliman yang mereka lakukan di muka bumi.

Dengan demikian, substansi dakwah rosulullah SAW selama periode Madinah adalah perluasan wilayah dakwah, bukan wilayah kekuasaan. Sebab Rosulullah SAW tidak diutus untuk menjadi penguasa atau raja, melainkan sebagai Nabi dan Rosul-Nya.



D. MENELADANI STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW PERIODE MADINAH
Setelah kamu memahami strategi dakwah Rosulullah SAW periode madinah, hendaknya dapat meneladani dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari :
  1. Jadikan Rosulullah SAW sebagai idola dalam kehidupan kamu.
  2. Baca dan pahami sejarah dakwah Rosulullah SAW sejak mulai di utus sampai khir hayatnya
  3. tanmkan keyakinan dalam hati bahwa meneladani akhlak dan strategi dakwah Rosulullah SAW adalah ibadah, sebab secara keseluruhan akhlak beliau adalah mulia.
  4. tanamkan keyakinan bahwa setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah, yaitu mengajak kepada bkebaikan dan meninggalkan keburukan.
  5. mulailah meneladani strategi dakwah Rosulullah SAW sekarang juga.